Senin, 19 September 2011

Untaian Historis "NUR MUHAMMAD"


Duhai kekasihku...!
Kapankah... cintaku kan menyatu dengan cintamu?
Sedang hatiku sakit karena selalu mengenang akan kebaikanmu.
Wahai Rabbi... Jangan jauhkan dia dariku.

(+) Aku berlindung dari godaan setan yg terkutuk. Katakanlah: Wahai Tuhan yg memiliki kerajaan. Engkau berikan kerajaan kepada yg orang Engkau kehendaki. Engkau cabut kerajaan dari orang yg Engkau kehendaki. Engkau mulyakan orang yg Engkau kehendaki. Engkau nistakan orang yg Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

(-) Memang tak ada yg Maha Besar. Hanyalah Allah....
(+) Memang tak ada yg Maha Esa. Hanyalah Allah....
(-) Tiada yg Maha Perkasa. Hanyalah Allah...
(+) Tiada yg Maha Digdaya. Hanyalah Allah....
(-) Yang Maha Segalanya. Hanyalah Allah.... Limpahan karunia-Nya, abadi didamba sebesar-besarnya.
(+) Kepemurahan-Nya senantiasa di mohon segenap manusia.
(-) Rahmat Karunia-Nya tercurah ruah, uluran Kasih Sayang-Nya yg tiada tara, tak pernah putus kepada hamba-hamba-Nya.

(+) Suara itu terus menggema, membahana dan merasuk dalam sukma.
(-) Suara itu tiada putus menjelma, merangkai kata menembus kedalaman jiwa.
(+) Berjuta Insan bersholawat kepadanya.
(-) Berjuta Ikan dilautan bersholawat kepadanya.
(+) Berjuta Hewan di hutan bersholawat kepadanya.
(-) Berjuta Burung di awan bersholawat kepadanya. Berjuta ciptaan sang Rahman bersholawat kepadanya.
(+) Alunan puji tak henti, bak deru ombak samudera yg tak kenal reda.
(-) Rekah bunga madah nan semerbak bagai kasturi, selelu segar penuh pesona, tak kunjung layu bagai bunga sorga.

(+) Memang kalimat itu melukis sejarah tak pernah usang, walau aneka kendala melintang, baik pagi, siang, sore, petang seringkali atupun kadang-kadang, sekarang dan masa mendatang.
(-) Kalimat itu memang mengusik hati mekar bersuka ria, rana duka, gundah gulana, dan nestapa jadilah hilang.
(+) Betapa bahagia malam ini, malam nan penuh pancaran cahaya raksasa tiada dua.
(-) Cahaya cikal bakal wujud kauniyah. Cahaya itu tercipta 2000 tahun sebelum Adam AS di cipta.
(+) Cakrawala ini tercipta karena dia.
(-) Mayapada ini tercipta karena dia....
(+) Manusia ini tercipta karena dia...
(-) Pepohonan dan bebatuan terwujud jelas-jelas karena dia. Gunung-gunung tinggi menjulang, pasti...pasti.. karena dia.

(+) Bumi dan langit beserta petalanya jug karena dia.
(-) Jadi dia Ainiul Wujud....? Bener... benar...dia Ainul Wujud...
(+) Wah.... Masya’Allah.... Nur cahaya itu benar-benar bersinar dan berbinar.
(-) Yaaa ... sinar itu sungguh memancar, apakah itu Nur Adam..?
(+) Tidak...
(-) Nur Nabi Nuh kah...?
(+) Tidak.....
(-) Lantas... Nur siapa itu...?

(+) Dialah cahaya seorang Nabi keturunan dari silsilah yg suci tiada oleh prilaku rendah dan nista, bermartabat tinggi, berketurunan mulia dan sangat di hormati masyarakat, ibarat sebuah pohon yg berakar kokoh di bumi dan bercabang menjulang tinggi ke langit. Nur itu senantiasa di pindah dari sulbi-sulbi yg suci kerahim-rahim yg bersih, akhirnya cahaya itu terlahirlah dari dua sejoli, Melati Quraisy yg harum semerbak dan Pemuda Quraisy yg gagah perkasa, peramah, pemurah, dan bermartabat mulia, mereka adalah ABDULLAH dan AMINAH yg telah mendayung bahtera kehidupan barunya nan bertabur MAWADDAH WARAHMAH.

(-) Aminah... aku bahagia hidup selalu bersamamu, aku mencintaimu..... Aminah apakah kau merasa apa yg aku rasa???
(+) Kanda...Abdullah... aku tak dapat melukiskan pesona cinta yg kini bergelora dalam dada, aku telah ahanyut dalam cintamu.
(-) Aku juga Aminah... Bahkan aku melebihi apa semua yg kau rasa.
(+) Dua sejoli Abdullah dan Aminah mulai memasuki kehidupan yg tenang dan tenteram.
(-) Dua suami istri itu duduk berdampingan, berbincang-bincang berbagai soal yg melegakan hati dan merekahkan senyum semais madu.
(+) Masing-masing teringat suratan takdir yg mengantar keduanya dalam kehidupan bersama yg penuh kasih sayang.

(-) Menjelang tengah malam, Aminah tertidur pulas, sedang Abdullah disampingnya tak tidur menanti fajar menyingsing, Sambil mengamati istrinya yg tersenyum kecil tenggelam di alam mimpi yg indah dan mempesona. Setelah bangun dari kenyenyakan tidurnya Aminah bercerita.

(+) Kanda Abdullah... dalam mimpi aku melihat sinar terang benderang memancarkan cahaya lembut dari sekitar diriku, hingga aku seakan-akan dapat melihat istana-istana BUSHROH di negeri Syam Kanda... tak lama kemudian aku mendengar suara yg mengatakan: “Aminah... engkau telah hamil dan akan melahirkan orang termulia di jagat raya ini”.

(-) Cahaya itu telah datang..... Engkau datang wahai RASULULLAH. Engkaulah cahaya dan nyala Islamiyah.
(+) Cahayamu indah menyinari bukit SHOFA dan MARWAH.
(-) Padamu kembang hidup kehidupan nan wujud Taufan dahsyat ABROHAH mencair di dasar gelombang.
(+) Dahaga menelan tipu daya pasukan bergajah. Burung-burung ABABIL menghembuskan lumpur Neraka.
(-) Engkau datang wahai RASULULLAH. Rumah berhala dan api majusi berlumur darah.
(+) MASJIDIL HARAM meniupkan wewangian Surga, Matahari dan Rembulan hidup dengan keperkasaannya.
(-) Rahmatnya abadi di jalan Shirotol Mustaqim... Muhammad kekasih Allah, mahkota keemasanmu abadi.

el_Ghibran !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar