Mungkin...
di saat mulut - mulut membuka ruang,
bagi kehidupan kata - kata.
Suara suci berhamburan,
mencari selajur sungai yang airnya mengkristal,
namun tetap mengalir,
ada 1000 mata bersinar membayang kedalamannya.
Seperti batu cadas,
yang pasrah di telan keserakahan,
rupanya ada suara yang di timbun kebisuan,
sejak kehidupan terkepung oleh Kematian.
Suara perahu di dayung ke samudra,
anak berlari menginjak pasir,
dan gema riuhnya terbawa malaikat kelangit.
Di junjung ke awan hitam,
dan terlahir menjadi hujan,
suara angin yang hening,
menyatu pada ketulusan sang surya yang bening,
suara halilintar menggelegar,
suara daun-daun berbisik,
berjabat tangan tanda kasih yang tertusuk.
Mungkin...
di saat suara-suara mendatangi sungai,
membungkukan wajah,
dan membunuh bait-bait syair ia segera berucap
“ Sucikan aku dengan setetes embun itu.
el_Ghibran !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar