Senin, 12 Maret 2012

♥♥˚◦☆•. (`'•.¸♥Kisah Seekor Anak Kucing♥ ¸.•'´) .• ☆◦˚.♥♥




Ada seekor anak kucing yang muncul di halaman belakang rumahku.
Dahulu pertama kali aku melihatnya, ia terlihat ceria bermain bersama anak-anak kucing lainnya, dan menyusu kepada ibunya.

Ia bermain dengan riang gembira,
kadang mereka saling berkejaran, atau memainkan ekor mereka.
Hingga pada suatu hari, sang ibu meninggalkannya sendiri.
Ibu nya membawa serta anak-anak kucing lainnya,


sementara ia ditinggalkan begitu saja di halaman belakang rumahku.

Ia sering mengeong tanpa henti,
seperti mencari-cari keberadaan ibu dan anak kucing lainnya.
Ia pasti lapar dan ingin menyusu kepada ibunya.
Namun ia tak pernah meninggalkan tempat di halaman belakang rumahku,
berharap sang ibu kembali untuk menjemputnya.

Namun lama ia menunggu, sang ibu tak jua datang kembali untuk menjemputnya.

Suatu hari, seorang tetanggaku membuang sisa makanan di halaman belakang rumah, anak kucing kecil itu berlari untuk mendapatkan makanan sisa,
berharap ada sedikit ikan yang bisa ia makan.
Namun saat itu, ada seekor kucing jantan lain yang juga ikut berebut makanan.
Kucing jantan yang tidak menyukai kehadiran anak kucing itu pun marah dan melukai tubuh anak kucing itu.

Sungguh malang,
anak kucing itu kini tubuhnya penuh dengan luka.
Saat aku melihatnya, bekas luka ditubuhnya masih merah karena darah.
Sementara kakinya ikut terluka,
hingga akhirnya ia hanya bisa berjalan dengan menggunakan 3 kaki dengan terpincang-pincang.

Anak kucing itu sering melihatku dengan tatapan sedih.
Matanya selalu menangis, mungkin merasakan sakit yang luar biasa ditubuhnya
untuk seekor anak kucing sepertinya.
Ia sering menungguku di pintu belakang rumah,
berharap aku membawakan sedikit makanan untuknya.
Ia selalu kalah berebut makanan dengan hewan lain,
jadi setiap aku memberinya makan, aku menungguinya hingga makanan itu habis,
untuk memastikan jika ia bisa makan dengan baik.
Yang paling membuatku terharu adalah ketika melihat ia makan.
Ia makan sedikit demi sedikit, sambil sesekali menatapku sambil mengeong,
seolah mengucapkan terimakasih padaku.

Pernah suatu ketika aku dan seluruh keluarga tidak pulang kerumah hingga malam,
ketika aku pulang, aku melihat anak kucing itu masih duduk di depan pintu belakang rumah, menungguku kembali pulang.

Aku tahu, perutnya pasti sangat lapar karena ia tak mungkin mendapatkan makanan dari tempat lain, karena tubuhnya yang sakit.
Aku menatapnya dengan iba, merasa sangat kasihan padanya.
Aku pun berjanji akan selalu merawatnya dan memberinya makan agar ia tumbuh sehat dan besar.

Karena ia hanya seekor anak kucing,
anak kucing kecil yang terluka,
anak kucing kecil yang hidup sebatang kara,
anak kucing kecil yang sangat baik.
Tak pernah ia berani masuk ke dalam rumah, apalagi mencuri ikan kami.
Ia hanya duduk di depan pintu, menunggu kami memberinya makan.

Kadang aku berfikir, bagaimana jika aku menjadi anak kucing itu.
Tak bisa ku bayangkan bagaimana sakitnya hidup sepertinya.

Ia memang hanya seekor anak kucing kecil.
Namun ia juga makhluq Allah yang harus kita sayangi.
Darinya aku banyak belajar tentang sebuah rasa SYUKUR.
Bersyukur karena kita bisa hidup lebih layak dari mereka.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kudus, 12-03-2012

♥ pelangi ♥

Tidak ada komentar:

Posting Komentar