Your note has been created.
Astaghfirullah...saya tak mampu untuk menuliskannya secara detail, sebuah kekejian yang luar biasa yang di lakukan dokter dan ibunya sendiri. Mungkin dari cerita rekaan ini bisa menggambarkan bagaimana keadaan sang bayi kecil tak berdosa itu.
Mama tolong aku
Mama aku di surga sekarang, duduk di pangkuan Tuhan, ia mengasihiku dan menangis bersamaku sebab pedih pilu hatiku .ingin aku menjadi putri mungilmu.
Tidak terlalu mengerti aku apa yang telah terjadi, aku begitu senang ketika mulai menyadari keberadaanku, aku ada di suatu tempat yang gelap, namun nyaman. Aku melihat bahwa aku telah mempunyai jari-jari dan jempol. Aku cantik seturut perkembangan ku, tapi aku belum siap ketika meninggalkan tempatku. Aku menghabiskan sebagian besar waktuku dengan berfikir atau tidur bahkan sejak hari-hari pertamaku, aku merasakan ikatan istimewa antara engkau dan aku. Kadang aku mendengarkanmu menangis dan aku menangis bersamamu, kadang engkau berteriak dan memaki lalu aku menangis.
Aku dengar Papa memaki balik , aku sedih dan berharap engkau akan baik kembali. Aku heran mengapa engkau begitu sering menangis, suatu hari engkau menangis sampai sepanjang hari. Pilu hatiku karenanya. Tak dapat kubayangkan mengapa engkau begitu berduka. Pada hari itu juga hal yang paling mengerikan terjadi. Suatu monster yang amat keji masuk ketempat hangat dan nyaman di mana aku berada,a ku sangat takut,aku mulai menjerit, tapi tak sekalipun engkau berusaha menolong. Mungkin engkau tak pernah mendengarku.
Monster itu semakin dekat, sementara aku terus berteriak,"Mama,Mama,tolon
g aku.....Mama...tolong aku", suatu teror yang ngeri aku rasakan. Aku berteriak dan berteriak hingga tak sanggup lagi, lalu monster itu mulai mencabik lenganku, sungguh rasa sakit, sakit yang tak akan pernah kuungkap kan dengan kata. Monster itu tidak berhenti..
oh.... bagai mana aku harus memohon agar ia berhenti..! Aku menjerit sekuat tenaga sementara ia mencabik putus kakiku. Sepenuhnya aku dalam kesakitan, aku sekarat, aku tahu, tak tahu tak akan pernah aku melihat wajahmu atau mendengarkanmu membisikan betapa engkau mengasihiku. Mama, mama..aku ingin menghapus butir-butir air matamu ketika engkau bersedih aku punya begitu banyak rencana untuk membuatmu bahagia.
Mama..tapi aku tak dapat, mimpi-mimpiku musnah sudah, walau menanggung sakit tak terperih pedih dan pilunya hati kurasakan melampaui segalanya. Lebih dari segalanya aku ingin menjadi putrimu. Tak ada gunanya sekarang aku meregang nyawa dalam sengsara tak terkatakan. Hanya hal-hal buruk yg terlintas dalam benakku.
Sesungguhnya begitu ingin aku mengatakan bahwa aku mengasihimu sebelum aku pergi, tapi aku tak tahu kata-kata yang dapat engkau mengerti. Dan segera saja aku tak lagi punya nafas untk mengatakannya. Sekarang aku mati. Aku merasa diriku terangkat. Seorang malaikat besar membawaku ke suatu tempat yang besar dan indah. Aku menangis..tapi segala rasa sakit tubuhku sirna sudah. Malaikat membawaku kepada Tuhan dan membaringkanku dalam pelukan-Nya. Tuhan mengatakan bahwa Dia mencintaiku.lalu aku merasa bahagia,ku tanya pada-Nya apa itu yang membunuhku? Tuhan menjawab"Aborsi"
Aku tidak tahu apa itu Aborsi, aku pikir mungkin itu nama monster itu.
Aku menulis untuk mengatakan betapa aku mengasihimu dan mengatakan padamu betapa ingin aku menjadi putri mungilmu, aku telah berjuang sehabis-habisnya,aku ingin hidup.,!
Kuat keinginanku tapi aku tak mampu. Monster itu terlalu kuat, di cabik-cabiknya lengan dan kakiku dan akhirnya seluruh tubuhku.Ttak mungkin bagiku untuk hidup, aku hanya ingin engkau tahu bahwa aku berusaha tinggal bersamamu. Aku tidak mau mati. Mama berhati-hatilah terhadap monster bernama Aborsi itu, Mama aku mengasihimu, aku sedih karena engkau harus menanggung rasa sakit seperti yang aku alami berhati-hatilah Mama.
Peluk & cium
Bayi perempuan mu~~~
Sahabat sangat sedih ketika membaca cerita rekaan di atas. Saya yakin andapun juga.
Saya memiliki data walaupun data lama yakni setiap tahunnya sekitar 15
ribu anak di bawah 18 tahun terjebak jadi pelacur. 4% kasus kehamilan remaja lebih banyak terjadi pada remaja di bawah 18 tahun dan 7% terjadd pada remaja di bawah 16 tahun, sementara sebanyak pula 43,1% gadis berusia di bawah 18 tahun melakukan aborsi (Guntoro Utamadi, staf perkumpulan keluarga berencana Indonesia( PKB1) DI HARIAN KOMPAS 1997. Itu tahun 1997. Entahlah
Apakah dari tahun ke tahun semakin naik ataukah semakin turun ,tak ada kata lain sahabat, marilah kita bersatu padu untuk mencegah terjadinya praktek pembunuhan janin ini. Mungkin lebih pantas di sebut pembunuh dari pada sekedar pelaku aborsi
Yuk ..mulai dari diri sendiri, hindarilah dan jauhilah dari perbuatan zinah. Tak terbayang sebuah kekejian orang tua yang tega membunuh anak kandungnya sendiri.
Na'u dzubillahi mindzalik.
Barakallah fikum.
Sumber: Shela Hanum..
Ulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar