Ah… alangkah dekatnya kita dengan musik, hari-hari kita tak pernah sepi dari musik. Saat kita membaca Al Quran, Dzikiran, Sholawatan, rasanya kurang pas jika tidak disenandungkan dengan lagu/musik. Tak hanya itu, sarapan yang kita santap tiap pagi juga terasa kurang nikmat jika tidak dimasak dengan irama rancak nadhom Alfiyah. Begitulah musik selalu bikin kita jadi asyik dan biar tambah asyik , yuk kita simak sekelumit fakta asyik tentang musik.
One Upon a time in Baghdad... Sultan Dinasti Abbasiyah mengadakan syukuran dan jamuan makan, para tokoh sampai rakyat yang biasa-biasa saja diundang dalam acara tersebut, untuk menghibur para tamunya itu Sultan mendatangkan kelompok musik yang paling te-o-pe be-ge-te (TOP BGT) di seantero kerajaan saat itu. Kelompok musik itu pun memainkan beberapa komposisi musik dengan sangat mempesona, setiap selesai satu komposisi seluruh tamu bertepuk tangan sambil berdiri. Namun, ada satu orang di ruangan itu yang tidak berdiri dan tidak bertepuk tangan. Melihatnya, tentu saja Sultan merasa Masyghul dan tersinggung.
"Ya.. Akhy...!" , Sultan mendekai orang tersebut.
"Aku lihat sejak tadi engkau tidak berdiri da tidak memberkan applaus atas kebolehan kelompok musik ini dalam menampilkan komposisinya?"
"Maaf, Baginda, menurut hamba komposisi musik yg di tampilkan biasa-biasa saja. Hati hamba tidak merasa tersentuh, hingga untuk memberikan applaus pun hati hamba tidak menyetujuinya," Demikian orang tersebut menjawab tanpa nada kesombongan dalam ucapan dan ekspresinya.
"Aapakah engkau dapat emnampilkan musik yg lebih menarik?" Kejar Sultan penasaran.
"Kalau baginda berkenan, akan hamba tampilkan."
Lalu orang tersebut di persilahkan oleh Sultan. Tenu saja seluruh hadirin yg ada disitu mencemooh dan menyepelekannya; bagaiamana mungkinn orang seperti itu, yg penampilannya mirip penjaga Masjid dapat menampilkan komposisi musik yg menarik, apa lagi mengalahkan komposisi musik yg baru saja di tampilkan oleh kelompok terbaik dari seluruh penjuru kerajaan.
Tapi orang itu terlihat begitu percaya diri. Ia maju ke depan lalu mengeluarkan alat musik yg terlihat aneh di mata para tamu. Alat musik itu terlihat mirip kecapi dan biola, ia menciptakannya sendiri dan menamainya QONUN.
Orang itu menarik nafas pelan dan dengan ketenangan yg luar biasa ia mulai menggesek alat musiknya. Pelan-pelan mengalun, rancak, menggelora, penuh gairah hingga seluaruh yg hadir beranjak dari tempat duduknya untuk menarik, tak terkecuali sang Sultan. Di tengah tariann yg penuh gairah itu tiba-tiba musik yg mengalun berubah menjadi nada-nada yg penuh parodi, kocak dan menggelikan hingga semuanya geli, tapi tetap menari sambil tertawa-tawa gembira. Namun tiba-tiba tak terasa nada-nada parodi itu berubah menjadi nada yg mengiris, getir, sunyi, menakutkan, menggidikkan bulu roma, hingga membuat semua orang yg menari-nari dengan riang berhenti seketika, mereka teringat dengan dosa-dosanya semuanya jadi murung, terisak, menangis, meraung-raung sedih, putus asa, meratap-ratap dan ISTGHFAR pada ALLAH hingga arena pesta berubah jadi air mata dan tangisan. Lalu perlahan-lahan musikpun berubah alunana nadanya lembut, halus, melenakan, menidurka, hingga semuanya menguap, mata mereka perlahan-lahan terpejam dan satu-persatu mereka terdiam, duduk lalu tertidur pulas di lantai.
Setelah semuanya tertidur termasuk sang Sultan, perlahan-lahan orang itu menghentikan gesekan alat musiknya. Ia simpan kembali alat musik itu lalu bersijingkak melangkah diantara orang-orang yg tertidur ia pergi keluar istana.
Ah...siapa sih sebenarnya orang itu? Ia adalah SYEIKH ABU NASHR MUHAMMAD IBNU AL FARAKH AL FARABI maestro musik klasik yg telah menyusun kitab monomental tentang teori musik, AL MUSIK AL KABIR yg menjadi buku wajib bagi mereka yg mendalami musik klasik.
AL FARABI juga adalah seorang ULAMA dan ILMUWAN muslim yg menguasai +- 89 bahasa. Karya-karya beliau sejauh yg telah ditemukan kira-kira ada 117 judul kita. 43 kitab membahas tentang logika, dalam hal ini Ia di kenal dengan Al Mu'allim Ats Tsani, yakni guru besar kedua setelah Aristo Teles. Kemudian 11 kitab membahas ilmu kalam, 7 kitab tenyang akhlaq dan 17 kitab tentang musik, kedokteran dan sosiologi, dan sisanya berupa komentar-komentar.
Fakta lainnya adalah SOLMISASI, tangga nada yg kemudian menjadi dasar dari NOTASI musik yg kita kenal sekarang ini ternyata di temukan oleh Ilmuwan Muslim. Fakta penting ini diungkapakan pertama kali oleh JEAN BANJAMIN DE LA BORDE seorang Ilmuwan dan komponis Perancis dalam bukunya ESSAI SUR LA MUSIQUE ANCIENNE ET MODERNE (1780).Dalam buku ini LA BORDE secara Alphabet menyebut notasi musik yg diciptakan oleh sarjana muslim. Notasi itu terdiri atas SILABEL (yg kita kenal sebagai SOLMISASI) dalam abjad arab yaitu MIM FA SHAD LAM SIN DAL RA. Menurut LA BORDE notasi abjad arab ini kemudian di transliterasikan oleh ilmuwan eropa ke dalam bahas latin yg entah bagaimana di klaim sebagai HIMNE ST. JOHN. Transliterasi ini pertama kali digunakan oleh pemusik Italia GUIDO AZERRO (995-1005) yg terkenal dengan teori GUIDO'S HANDnya. Program British Channel 4 yg menayangkan sejarah musik mengatakan bahwa GUIDO-lah pencipta SOLMISASI, tana sedikitpun mengungkapkan fakta temuan oleh ilmuwan muslim. Namun LA BORDE tidak sendirian. Komposer eropa lain GUILLAUME – ANDRE VILLOTEAU (1759-1839) mengambil sikap seperti LA BORDE, yakni mengakui bahwa SOLMISASI adalah ciptaan orang-orang Islam.
LA BORDE melakukan penelitian dengan cara membanding-bandingkan antara notasi dari GUIDO'S HAND dengan notasi berabjad arab. LA BORDE sampai pada kesimpulan bahwa GUIDO'S HAND tidak lebih contekan GUIDO AZERRO dari sistem notasi yg ditemukan oleh sarjana muslim. "Secara fisik tampilan SOLMIASASI beabajad arab itu berfungsi sebagai model yg ditiru oleh GUIDO AZERRO", tulis LA BORDE. Ia kemudian membua monograf yg menampilkan perbandingan yg kritis antara SOLMISASI temuan muslim dan SOLMISASI yg dibuat GUIDO yg kemudian diakui sebagai notasi musik hingga saat ini.
Sumber: Majalah AL-AZHAR terbitan th 12 Sya'ban 1427 H....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar