KOTA AFSUS
Qotadah seorang ahli hadis dan sahabat Nabi Muhammad SAW, menceritakan bahwa "Ibnu Abbas bsesrta Habib bin Maslamat selaku pimpinan dan komandan pasukan perang, pergi ke medan pertempuran dengan melintasi goa Al Kahfi, suatu tempat yg tidak jauh dari negeri Rum Mesir. Pasukan itu telah menemukan bagian tulang-belulang yg berserakan. Sebagian dari pasukan tentara itu berkata, "Inilah tulang-belulang anak-anak muda penghuni Al Kahfi". Tulang-bellang itu telah berusia 300 tahun lebih. Nama-nama mereka yaitu: Yamlika, Martunus, Kastunus, Yabrunus, Kalusi, Yatbunus dan Dinamius. Sedang Kitmir nama seekor anjing mereka yg bertugas sebagai pengawal.
Kota Afsus adalah tempat kediaman dan kelahiran mereka. Setelaha agama islam datang dan berkembang disana, namanya diubah dengan "TARSUS". Kota tua ini pernah mengalami masa kejayaan. Rakyatnya hidup damai dan tenteram, dibwh pimpinan seorang raja yg adil lagi beriman. Rakyatnya tidak merasa khawatir dan gelisah karena disana tidak ada pencuriaan atau perampokan.
Rakyat tak perlu cemas kalu kehilangan sesuatu di jalan, atau di tempat lainnya. Hanya beberapa hari saja sudah dapat di temukan kembali. Siapapun yg menemukan sesuatu yg hilang, rakyat tidak mau mengambinya apalagi untuk memilikinya. Bahkn rakyat, menyerahkan kepada aparat kerajaan supaya diumumkan kepada khalayak ramai kalau ada yg merasa kehilangan.
Selain itu sebagian besar rakyat banyak memiliki perusahaan kecil atau usaha rumah tangga yg menghasilkan kebutuhan sehari-hari.
Barang-barang yg dihasilkannya itu kadang-kadang melebihi kebutuhan di dalam kota. Tentu kebutuhan yg berlebhan itu dikirim ke negeri lain untuk dipasarkan atau ditukar dengan kebutuhan lain.
Di kota Afsus, terutama di tempat-tempat tertentu banyak didirikan rumah ibadah dan tempat pendidikan sehingga kota Afsus pada waktu itu merupakann kota ilmu pengetahuan.
Suasana kotanya lebih semarak lagi, apalagi dinikmati pada waktu malam. Lampu-lampu berderet di sepanjang jalan dan menggambarkan bahwa kota tersebut indah dan semarak. Beginilah kota Afsus kala itu. Semuanya merupakan hasil dan karya dari seorang raja yg bijaksana lagi disayangi rakyatnya. Namun raja yg adil lagi beriman dan disenangi oleh rakyatnya itu tidak selamanya kekal dan abadi.
Pada suatu hari raja itu jatuh sakit. Usia yg lanjut menjadikan penyakitnya bertambah parah. Usaha mengobati telah dilakukan oleh kerajaan setiap waktu tetapi penyakitnya belum jug adapt disembuhkan. Ribuan rakyatnya selalu datang silih berganti datang menjenguk dan melihat dari dekat rajanya yg sedang sakit. Doan dan harapan lekas sembuh setiap saat
Keadaan ini dihadapi oleh kerajaan dan rakyatnya dengan tabah dan sabar. Mereka makin sesuatunya, manusia hanya dapat merencanakan namun Allah yg menentukan. Raja yg dikagumi dan di senangi itu sudah wafat. Allah telah memanggilnya "Innaa lillahi wa inna ilaihi rooji'uun" . Kita semua milik Allah dan kepadanya pul tempat kita kembali".
Begitu terdengar raja meninggal, rakyat negeri itu berbondong-bondong berdatangan dari segala penjuru kota. Rakyat benar-benar merasa kehilangan seorang raja yg sangat bijaksana. Selanjutnya kota Afsus di perintah oleh seorang raja yg Dzolim, kejam dan bengis. Raja itu bernama DIKYANUS (DECIUS), cara ia memimpin kerajaan sangat berbeda dengan raja yg lama. Maharaja Dikyanus membangu istana yg baru bertahtakan emas dan perak. Disamping itu juga membuat patung-patung, mendirikan tempat perjudian dan hiburan.
Setiap malam raja dan pembesar-pembesrnya mengadakan pesta dan mbuk-mabukan dengan menghamburkan uang yg tidak sedikit jumlahnya. Uang itu tentu dari rakyat yg di bebani dengan membayar pajak yg tinggi.
Raja pembesr-pembesarnya terus menerus idup mewah sedangkan rakyatnya makin menderita. Penghasilan rakyat tidak mencukupi keperluan hidupnya. Rakyat jatuh miskin, menderita dan melarat. Hanya orang-orang yg dekat dengan raja hidupnya mewah dan berlebihan. Kota Afsus yg dahulunya terkenal masa kejayaan, keamanan, damai dan makmur, berubah jadi kota yg suram, miskin, dan menakutkan. Tampaknya raja membiarkan dn tidak da sedikitpun untuk memikirkan perbaikan nasib rakyat yg terus di liputi kesengsaraan. Mesjid-mesjid yg indh dan megah dahulu, sekrang berubh menjadi tempat hiburan raja dan para pembesar kerajaan yg zholim itu.
Selain itu rakyat yg beriman sejak masa dahulu selalu dipaksa oleh kerajaan supaya menyembah berhala dan patung sebagai barang sembahan dan pemujaan. Banyak rakyatnya yg tidak mematuhi dan mentaati perintah raja yg zholim itu sekalipun perintah dan suruhan itu merekan lakukan, hanya terpaksa saja. Karena mereka tidaak kuasa membantahnya. Jika mereka berani membantah pasti di hukum dengan siksaan dan aniayaya.
Diantara rakyatnya itu ada tujuh anak muda merasa sangat tertekan sekali jiwanya. Mereka berat untuk merubah pendirian imannya. Anak muda ini selalu taat melaksanakan sholat, puasa dan ibadah. Keimanan mereka telah tertanam dalam jiwanya sejak masa raja dahulu. Sekarang mereka bersama penduduk kota Afsus dipaksakan menyembah berhala dan mengakui DIKYANUS (DECIUS) sebagai Tuhan. Di hadapan raja anak muda yg beriman itu pura-pura saja melaksanakann perintah rajanya. Namun cara mereka berpura-pura itu tidak bertahan lama. Rakyat yg masih juga menyembah dan beribadah kepada ALLAH selalu dicurigai dan di mata-matai oleh prajurit kerajaan. Sehingga suasana kota Afsus sudah tidak menunjukkan kota yg damai lagi.
Rakyat selalu di takut-takuti, kekacauan terjadi disana-sini, pencurian dan pembunuhan selalu mengancam jiwa rakyatnya. Kini rakyat sudah merasa tidak percaya lagi akan keamanan mereka. Pada saat itu kota Afsus sudah dianggap sebagai kota yg menakutkan, kota yg tidak aman dan tidak terkendalikan lagi.
PEMUJAAN BERHALA
Cuaca terasa panas sekali. Penduduk kota Afsus yg keletihan sedang berkumpul disekeliling berhala sambil bersorak-sorak mengikuti irama gendering. Raja Dikyanus yg berdiri didepan Raja bersorak bahkan dengan suara lantang mengucapkan "Yahuwa..horee… Yahuwa…horee… Yahuwa…horee". Demikian terdengar berulangkali, riuh rendah suara seirama dengan bunyi gendang yg bertalu-talu. Panas semakinterik dan keringat mengalir sekujur badan. Sudah banyak rakyat merasa letih. Tetapi mereka takut meninggalkan upacara pemujaan yg diikuti raja Dikyanus yg angkuh lagi zholim itu. Hari itu adalah ahri besar yg sangat di mulyakan oleh kaum penyembah berhala.
Seluruh penduduk diperinahkan datang bahakan orang-orang yg sudah tua renta pun tidak dibenarkan tinggal dirumah. Para bangsawan dan hartawan turut membantu mempersembahkan bermacam-macam korban berupa hewan, makanan, dan bunga-bungaam. Dari sejumlah dupa yg berjejer rapi di hadapan berhala mengepul asap kemenyan yg harum baunya.
''Yahuwa Hore..! Yahuwa hore..! Yahuwa hore..!"
Begitulah ucapan mereka suara pemujaan bergema tak putus-putusnya. Tidak seorang pun mengerti apa artinya, tapi semuanya tetap bersorak mengikuti irama benderang. Ratusan penari kerajaan menari dan meloncat-loncat laksana orang kesurupan. Pakaian mereka yang berwarna-warni basah kuyup oleh keringat menyebarkan bau yang kurang sedap.
''Yahuwa Hore..! Yahuwa hore..! Yahuwa hore..!''
Suara pujaaan makin ramai dan bergemuruh tetapi ternyata tidak semua orang yang menghadiri upacara pemujaaan itu ikut bersorak. Dua anak muda yang berdiri dibarisan kaum bangsawan bernama YAMLIKA dan MARTUNUS hanya berdiri diam dengan muka merah padam keduanya tidak ikut menundukkan kepala ketika raja Dikyanus merintahkan semua orang menunduk. Beberapa pasang mata pengawal memperhatikannya dengan sorotan mata yang tajam. Pengawal mmberi syarat kepada dua anak muda itu agar mengikuti upacara dengan khidmat. Namun keduanya tidak perduli dan acuh. Perlahan-lahan keduanya mundur kebelakang dan menyeruak ketengah-tengah orang banyak.
Ketika dilihatnya tak ada seorang pun memperhatikan, keduanya terus melangkah cepat meninggalkan tempat pemujaan itu sambil menuju kepinggiran kota "Ya Allah ya rabbi" ucap mereka setelah sampai disuatu tempat sepi diperbukitan yang tinggi dipinggir kota. Mereka berdoa kepada Allah "Lindungilah kami dari kezholiman orang-orang zholim dan jangan biarkan hambaMU yang lemah ini hidup dalam keadaan putus asa''.
Setelah berdoa kepada Allah keduanya pun duduk bersandar dibawah sebuah pohon yg rindang. Ketikan itu Martunus mengarahkan pandangannya kearah kota Afsus, masih terlihat kerumunan penduduk ditempat pemujaan tapi sudah tidak bersorak lagi. Beberapa saat kemudian keduanya tersentak dari tempat duduknya sambil memperhatikan dua orang anak muda melangkah cepat menuju kearahnya. Dialam hati keduanya bertanya-tanya.
"Pengawal rajakah mereka?"
"Apakah mereka datang untuk menangkap dan membawanya kehadapan raja Dikyanus?"
Kedu anak muda itu makin lama makin mendekat dan keduanya merasa tenang kembali setelah mereka itu menampakkann senyuman dengan wajah yg gembira.
"Kami melihat kawan kesini dan akmi segera menyusulnya..!" kata seorang dari anak muda itu sambil mengulurkan tanganna.
"Besar kemungkinan kita satu pendirian" sambung yg lain. Merkeka lalu berjabat tangan.
"Siapa nama anda?" Tanya anak muda itu.
"Saya Kastunus dan sahabat saya ini Yabrunus" Katanya memperkenalkan diri.
"Nama anda?" Mereka balik bertanya.
Mereka saling berpandangan menikmati perkenalan yg baru terjalin tetapi seperti sudah begitu lama terasa. Tidak berselang lama keempat anak muda itu dikejutkan pula ketika dua anak muda secara bergegas menuju kearah mereka. Makin dekat mereka makin mempercepat langkahnya. Dngan wajah yg cerah dan senang kedua anak muda itu menghampiri dan berteriak "Kami datang untuk bergabung dengan kalian"
Keduanya memperkenalkan diri "Saya Yatbunus" dan teman teman saya ini "Kalusi". Setelah mereka berjabat tangan lalu mereka beristirahat sejenak dan masing-masing berderita perjalanan dirinya dan ternyata bahwa mereka adalah satu pendirian. Kemudian mereka sepakat untuk melanjutkan perjalanan karena takut akan dikejar prajurit kerajaan.
Kota Afsus telah ditinggalkan dan perjalanan mereka makin jauh. Sewaktu mereka menerusakan perjalanan dari kejauhan terlihat pula seorang anak muda yg sedang duduk istirahat diatas batu besar. Lalu mereka menghampirinya dan ternyata seorang anak muda pengembala kambing yg sedang duduk sendirian. Ia bersenandung tentang nasibnya. Dari kejauhan pemuda itu memperhatikan rombongan mereka. Didalam hati anak gembala itu mungkin bertanya-tanya siapa mereka yg menuju kearahnya.
"Tempat ini jarang sekali dikunjungi orang" Bisik hatinya.
Setelah rombingan anak muda itu tiba, diamatinya satu-persatu dan dengan perasaan heran anak gembala itu berdiri. Disapanya dan diambilnya bawaan mereka lalu ia taruh dibawah pohon yg rindang. Rombongan anak muda itu dipersilahkan duduk lalu ia bertanya.
"Kalian haus dan lapar?" "Tunggulah sebentar, kuperahkan susu dan kuambilkan buah-buahan"
"Siapakah nama anda?"
"Namaku Dinamius". Jawab anak gembala itu.
"Kalau tak salah terkaan kalian melindungkan diri dari kezholiman raja Dikyanus ya?"
"Benar kawan..!" "Kami akan mencari tempat berlindung", kata mereka.
"Apakah anda seorang diri disini?" Tanya Martunus.
"Saya sebatangkara disini. Sahabatku yg paling setia hanya "KITMIR" sambil menunjuk seekor anjingnya. Kalau demikian saya akan tinggalkan hidup sebagai pengemabala. Saya ingin hidup dan mati bersama kalian dalam membela k aqidah" sambil tersenyum.
Setelah beristirahat sambil menikmati susu perahan dan buah-buahan yg dihidangkan temannya, lalu mereka mengambil keputusan bersama pulang kembali ke kota Afsus untuk mengambil bekal persiapan mengungsi. Mereka berjanji hanya dalam beberapa hari akan kembali lagi di tempat pengembalaan Dinamius ini, untuk meneruskan perjalanan semula.
Pada suatu hari raja Dikyanus kembali memerintahkan agar seluruh penduduk kota Afsus datang ke tempat pemujaan tanpa kecuali dan yg tidak hadir dianggap membangkang dan memusuhi kerajaan. Pada malam harinya, malam sebelum upacara pemujaan berlangsung, berkumpul kembali dibawah pohon didaerah yg tinggi itu. Dari sana mereka menyaksikan lampu-lampu dan obor sudah menyala diseluruh pelosok kota sebagai persiapan menyambut hari pemujaan.
"Bagaimana pendapat kawan-kawan tentang perintah raja Dikyanus ini?" Tanya Martunus.
"Kalau tidak hadir kita akan mendapatkan hukuman. Tetapi kalau ikut kita hadir berarti kita telah merusak kepercayaan kita sendiri" jawab Kastunus.
"Menurut pendapat saya, kita sebaiknya tidak ahdir dari pada mengorbankan keyakinan. Lebih baik mengorbankan kehidupan" jawab Yatbunus.
"Kita wajib mempertahankan keyakinan tapi tidak perlu mengorbankan keyakinan. Kita harus segera meninggalkan dan mejnauhi raja yg zholim itu dan kita harus bersembunyi ditempay yg aman". Kata Yatbunus.
"Dimana kita dapat menyembunyikan diri?" tanya Yamlika bersemangat.
"Saya tahu agak jauh dari kota ini ada sebuah goa yg letaknya sangat tersembunyi. Goa itu cukup bersih , mukanya menghadap ke matahari terbit, dan bagian belakangnya ada sebuah lobang menuju kearah hutan. Kalau prajurit kerajaan datang mencari tentu kita bisa menyusup kedalam hutan melalui lobang kecil itu". Kata Dinamiyus meyakinkan.
Ketujuh anak muda itu saling berpandangan.
"Saya setuju dengan pendapat Dinamius". Kata Yamlika.
"Tapi, kita harus cari cara agar kita bisa tahu seandainya prajurit kerajaan datang ketempat itu"
"Hal itu tidak sulit" sambung Yatbunus.
"Sahabat kita ini seekor anjing yg sangat pandai dan patuh. Namanya KITHMIR"
"Anjing itu akan tetap mengawal di pintu goa asal makananya tersedia. Dan bila anjing menyalak berarti ada orang datang, kita punya cukup waktu untuk melarikan diri"
Dinamius menganggukkan kepala tanda membenarkan ucapan Yatbunus. Martunus tersenyum dan ketujuh anak muda itu tampak gembira sekali. Mereka setuju untuk sama-sama bersembunyi di goa itu dan akan meninggalkan kota Afsus pada mala itu juga. Kemudian mereka berdoa bersama-sama sambil menadahkan kedua tangannya ke langit, "ROBBANAA ATINAA MIN LADUNKA ROHMATAN WAHAYYI'LANAA MIN AMRINAA ROSYADAA" (Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah kami petunjuk yg lurus dalam urusan kami ini".
Selesai berdoa mereka mereka berjanji akan bertemu kembali dipinggir kota Afsus sebelum tengah malam kemudian meneruskan perjalanan. Tetapi rencan yg telah disusun rapi itu tidsk berjalan lancer.
Baru saja turun dari bukit yg tinggi itu mereka disergap oleh prajurit kerajaan. Dengan terdengar suara perintah "Menyara Jangan lari" "Kalau lari dan melawan akan dibunuh" teriak prajurit kerajaan berkali-kali.
Ketujuh anak muda itu terdiam. Mereka tak seorangpun berani bergerak. Ada rasa hati akan melawan tetapi salah satu dari mereka ada yg berkata "Kita menyerah saja". Ketujuh anak muda itupun di ikat oleh prajurit kerajaan dan meraka di kumpulkan disuatu sudut tempat mereka bermusyawaroh. Prajurit kerajaan marah-marah sambil membentak mereka. "Sudah lama kalian kami intip. Kalian semuanya pengkhianat. Berpura-pura setia kepada raja. Tetapi kalian sengaja melawan dan menentang perintahnya. Sekarang terimalah ganjaran kedurhakaan kalian ini"
Ketujuh anak muda itu dibawa ke istana dengan tangan terikat. Kemudian mereka langsung di hadapkan kepada raja Dikyanus untuk diadili dan mempertanggung jawabkan perbuatan mereka dihadapan raja.
DI HADAPAN RAJA DIKYANUS
Malam itu juga mereka di hadapkkan kepada raja Dikyanus.
"Merekan kami tangkap ketika baru saja selesai bermusyawaroh. Besar kemungkinan mereka telah mengatur siasat untuk mengkhianati baginda". Kata prajurit member laporan.
Raja Dikyanus memandang tajam kepada ke tujuh anak muda itu. Tetapi sedikitpun mereka tidak merasa gentar. Jelas sekali Allah melimpahkan ketenangan dan meneguhkan semangat mereka. Tidak seorangpun menunduk seperti lazimnyapenduduk berdiri di hadapan raja. Mereka berdiri tegap dan siap menghadapi segala kemungkinan.
"Sudah sering aku mendengar laporan tentang kalian. Coba jelaskan sekarang apa maksud kalian?" raja Dikyanus bertanya dengan berangnya.
"Kami sering bertemu karena kami bersahabat. Kami memiliki cita-cita dan keyakinan yg sama" jawab Martunus.
"Kalian menganut kepercayaan yg berbeda dengan kami?"
"Benar tuan raja"
"Kami menganut kepercayaan yg berbeda dengan tuan raja"
"Kalian menganut agama baru?"
"Tidak tuan raja"
"Agama kami agam yg di ajarkan dan di syi'arkan oleh para nabi dan rasul sejak Nabi Adam AS".
"Yaitu, agama yg memerintahkan agar semua manusia hanya mengabdi dan menyembah kepada ALLAH Yang Maha Esa.
"Kalian tidak menyukai agama yg dianut kerajaan dan rakyat negeri ini?"
"Kami hanya menyembah kepada Allah Yang Maha Esa dan tidak akan menyembah yg lain"
"Kalian tidak mau menyembah berhala?"
"Bukankah berhala itu hasil buatan manusia, tuan raja?"
"Sejak dulu nenek moyang penduduk negeri ini hanya menyembah berhala"
"Kita harus menghormati kepercayaan leluhur dan tidak boleh mendurhakai. Terkutuklah kerajaan yg tidak menghormati kepercayaan leluhur". Titah raja Dikyanus.
"Kita memang harus menghormati nenek moyang, tuanku."
"Tetapi jika nenek moyang melakukan kessalahan kita tidak boleh ikut-ikutan, tuanku."
"Kita harus mempergunakan akal."
"Hanya Allah yg berhak disembah, sebab hanya DIA Yang Maha Kuasa."
"Allah yg menciptakan langit dan bumi"
"Allah pulalah yg menghidupkan dan mematikan semua makhluknya" jawab ketujuh anak muda itu secara beergantian.
Raja Dikyanus sangat tersinggung mendengar jawaban tegas itu. Nyaris raja Dikyanus memerintahkan agar ketujuh anak muda itu dipenggal lehernya. Tetapi mengingat mereka adalah keluarga kaum bangsawan, sedang besok akan diadakan upacara pemujaan, baginda pun berusaha mengendalikan diri.
"Kami tahu kalian ini keturunan bangsawan sebab itu kami ingin memberikan kesempatan agar kalian mundur dari pendirian yg tidak benar itu" kata raja Dikyanus pula.
"Besok akan diadakan upacara pemujaan dan kami ingin melihat kalian hadir bersama seluruh rakyat".
Ketujuh anak muda itu diam saja. Tetapi mereka tetap berdiri tegap seperti semula.
"Kalian mengerti maksud kami?" suara raja Dikyanus terdengar serak.
"Mengerti, tuanku..!" jawab mereka serentak.
"Sekarang, kalian boleh pulang..!"
"Terima kasih, tuanku..!"
"Kalau besok kalian tidak hadir, nyawa kalian pasti melayang..!"
Ketujuh anak muda tadi melangkah cepat keluar ruangan dan para prajurit sangat kesal melihat tingkah laku mereka tidak memberi hormat kepada raja.
"Sebelum matahari terbit kita harus meninggalkan kota..!" kata Martunus kesal.
Malam itu juga setelah mengambil perbekalan yg telah dipersiapkan, mereka menruskan perjalanan menuju goa karena mereka sudah mengetahui tempat yg aman untuk bersembunyi, yaitu di Goa AL KAHFI.
MENUJU GUA AL KAHFI
Fajar telah menyingsing ketika ke 7 anak muda itu selamat tiba dibukit gua. Seekor anjing bernama Kitmir menemani mereka dan anjing itu bersikap sebagai pengawal yg setia. Setelah melakukan solat subuh diatas sebuah batu, mereka terus mendaki. "Gua itu berapa jauh lagi" kata Dinamius."mudah-mudahan perjalanan kita ini diselamatkan oleh Allah."sambung Martunus.
Anjing itu berjalan cepat mendahului mereka laksana pandu mengiringkan sebuah Khalifah. Bila ketujuh anak muda itu tertinggal jauh dibelakang, anjing itu berhenti. Dan setelah anak muada itu mendekat, anjing itu berjalan kembali lebih cepat. Mereka terus mendaki bukit dan perjalanan itu makin lama makin jauh. Akhirnya mereka sampailah dimuka gua itu.
Ke 7 anak muda beriman itu, masuk gua dengan gembira dan tenang. Ditengah –tengah gua itu terdapat sumur dengan mata air yg deras sekali. Disitulah mereka minum, membersihkan diri, dan berwudu' guna melaksanakan solat dan lainnya. Setelah semuanya masuk satu persatu anjing itu merahap dipintu gua sambil merentangkan ke2 tangannya.
"Sekarang tugas kita tunggal dua kata Martunus"
"Pertama maka! Kedua tidur " sambungnya lagi, semua tertawa gembira.
"Mungkin akan menikmati tidur ternyenyak, sebab berjaga semalam suntuk" kata Yubrunus.
"Aku akan tidur terus menerus selama seminggu" kata Yatbunus, mereka tertawa lagi.
Ketika itu matahari kelihatan sedang naik meninggi diarah kanan pintu goa. Angin bertiup perlahan-lahan seakan-akan mengantarkan mereka keperaduan dan merekapun mulai terlena sehabis menyantap makanan yg di bawa dari rumah.
Kemudian mereka satu persatu merebahkan diri ke tanah dan tampak pada wajah masing-masing sangat lelah karena berjalan jauh.
TERTIDUR NYENYAK DALAM GUA
Tidak dapat dibayangkan betapa nyenyak dan nikmatnya tidur ke 7 sahabat itu. Mereka terus-menerus tertidur sepanjang siang malam tanpa gangguan apapun dan masa terus juga berputar sehingga hari telah berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun.
Di dujung tahun seorang dari mereka terbangun tetapi ketika dilihatnya matahari sedang meninggi, sedangkan anjingnya sedang merahap dipintu goa, ia merasa belum lama tertidur. Sambil tertawa kecil ia kembali merebahkan diri di tanah dan kembali pula tertidur nyenyak sepanjang siang dan malam.
Diujung tahun yg berikutnya, terbangun pula seorang dari mereka dan ketika dilihatnya matahri sedang naik meninggi sedangkan anjing itu masih juga merahap di pintu goa ia pun durnya belum lama. Setelah menggeliatkan badan iapun tidur kembali sepanjang siang dan malam.
Demikian pula halnya ketika giliran ketiga, keempat, kelima, dan keenam terbangun pada tahun-tahun selanjutnya. Mereka kembali tidur karena merasa belum berapa lama beristirahat dan tertidur di goa yg tenang itu. Dengan kekuasaan ALLAH ketujuh pemuda itu tidak mengetahui pergantian musim. Mereka tidak pernah merasakan panas pada musim kemarau dan tidak mendngar suara Guntur, petir dan guruh saat musim hujan.
Syahdan, pada suatu hari setelah 300 tahun lebih sama-sama tertidur nyenyak mereka terbangun serentak. Tiba-tiba seorang dari mereka yaitu: Yamlika tersentak duduk. Ia merasa sudah kesiangan. Sesudah itu ia menarik nafas panjang beberapa kali diucapkannya "Alhamdulillahilladzi ahyaanaa ba'da maa amaatanaa wa ilaihinnusyur"
"Segala puji bagi Allah yg telah menghidupkan kami setelah kami mati, dan kepadanyalah kami akan kembali"
Dalam keadaan gelap gulita itu, ia tak kenal arah kemana ia menghadap. Apakah menghadap kemuka atau belakang, timur dan barat, utara ataupun selatan.
Seorang dianatar mereka yaitu Kalusi terbangun pula. Ia berteriak dengan suara keras.
"Carila jalan keluar. Hai Yamlika.!"
"Aku hendak pulang dulu, sebentar.!"
"Aku ingin berjumpa dengan ayah dan ibuku, " teriak Kalusi dengan lantang.
"Aduh…. Kok panjang sekali rambutku menutupi seluruh belakangku sampai ke pinggulku." Keluh Yamlika.
"Kuarasakan karena aku akan menggaruk pundakku yg gatal."
"Begitu pula kukuku panjang-panjang dari yg sudah."
"Allahu Akbar.. Allahu Akbar…!"
"Kenapa begitu cepat perubahan badanku..!"
"Berapa lama kita disini..?" ucap Yamlika keheranan.
"Sudah berapa lama gerangan kita tertidur ini..?" Tanya Kalusi.
"Saya kira belum berapa lama kita tertidur."
"Lihatlah. Matahari masih naik meninggi seperti halnya ketika kita mula-mula sampai di goa ini. Dan lihatlah pula, anjing itu juga masih merahap tenang dipinggir goa..!" jawab Kastunus bangkit dari tidurnya.
"Mungkin kita tertidur disini setengah hari atau sehari saja," sambung Yabrunus.
"Tetapi, kalau kita tidursebentar kenapa rambut Yamlika panjang sekali..?" Tanya Kastunus heran.
Kemudian Yatbunus merintih kepedihan "Kenapa perut saya lapar sekali..?"
"Saya juga lapar…!" sahut Yamlika.
"Saya juga lapar..!" kata Martunus sambil memegang perutnya.
Kastunus, Kalusi dan Dinamius juga merasa kelaparan.
Kithmir, seekor anjing yg menjaga dipinggir goa mondar-mandir kesana kemari sambil menggonggong. Kelihatannya Kithmir kelaparan juga, Ia menyalak dengan suara yg lemah sekali. Ketujuh anak muda itu diliputi kebingungan.
"Hanya Allahlah yg tahu, sudah berapa lam kita tertidur disini," ujar Kalusi terbata-bata.
Kemudian terdengar lagi rintihan dari Yatbunus "Saya lapar..Saya lapar…!" suaranya terdengar berkali-kali.
Tidak seorangpun diantara mereka yg tidak merasa kelaparan.
"Kalau tidak segera mendapatkan makanan, ada kemungkinan kita mati kelaparan..!" kata Martunus.
Kemudian Kastunus menyarankan agar salah seorang diantara mereka pergi ke kota, akhirnya mereka sepakat untuk mengutus salah seorng dari meraka untuk pergi ka pasar membeli makanan.
Dinamius segera bangkit dari tempat duduknya dan langsung menuju ke pintu goa. Begiu sampai di pintu ia berucap "Allahu Akbar"
Sementara itu Dinamius berusaha memindahkan batu besar yg menutupi pintu goa agar dapat keluar. Anjing yg setia Kithmir berdiri disampingnya, sambil mmenggerak-gerakkan ekornya. Dinamius tidak menyadari pula keadaan dirinya yg berubah luar biasa itu, ia berjenggot, berkumis serta berambut sampai ke pinggulnya. Malahan kuku kaki dan tangan sama-sam panjang juga.
Ketika dilihatnya Dinamius dalam keadaan yg luar biasa itu Yamlika terperanjak dan ketakutan. Ia mengira Dinamius bukan manusia tetapi hantu atau Jin penghuni goa itu yg member isayarat kepadanya, supaya tidak meneruskan pekerjaannya. Dia pun sambil menyembunyikan diri di balim teman-temannya, pada hal Yamlika beserta sahabatnya sama-sama mempunyai kelainan pada diri mereka itu.
Sementara itu matahari telah makin meningi. Dari pintu mana Dinamius keluar, masuknya cahaya matahari, yg mengubah udara didalam goa menjadi segar bugar, dan masing-masing dapat melihat wajah kawan-kawannya dengan jelas. Merekapun takjub dan heran melihat perubahan yg terjadi pada diri masing-masing.
Salah seorang diantara mereka itu, mencari perbekalan yg telah mereka simpan. Kemungkinana masih ada makanan yg tersisa. Namun sedikitpun tidak ada lagi makanan yg tertinggal, selain dari bebrapa potong roti yg telah kering. Roti mereka bagi tujuh, dan mereka makan dengan lahapnya. Tetapi sehabis makan roti serta minum air yg diambil dari sumur, mereka merasa lapar dan tak tertahankan lagi. Martunus seorang dari mereka yg ditugasi menyimpan uang berkata kepada Yamlika, seorng teman mereka yg berani dan biasa membeli makanan ke kota.
"Inilah uangmu, hai Yamlika, yg engkau titipkan kepada saya" kata Martunus.
"Pergilah ke kota, carilah makanan yg baik dan enak, halal dimakan. Bergati-hatilah dalam perjalanan dan cepat kembali setelah berhasil membeli makanan dan berbuatlah dengan sopan dengan penduduk kota dan hindari agar mereka tidak mengetahui tempat kita bersembunyi. Jika kita diketahui penduduk atau prajurit kerajaan, pasti kita dihukum pancung atau gantun."
Begitulah pesan Martunus setelah memberikan sejumkah uang kepada Yamlika.
"Baiklah..!" katanya setuju.
Sebelum bernagkat, Yamlika menuju ke sumur dan mebersihkan badannya terlebih dahulu. Dipakainya pakaian yg biasa di pakainya. Sesudah itu ia bersalaman serta diiringi doa dari temannya, agar Yamlika berangkat ke kota dalam keadaan selamat dan aman.
MEMBELI ROTI KE KOTA
Dengan mengucap Bismillahirrohmanirrohim, Yamlika berjalan menuju kota Afsus kota tua. Sungguh asing sekali segala yg dilihatnya ditengah perjalanan. Ia terheran-heran ketika sampai di pintu kota karena dilihatnya suasana sudah berubah semuanya. Tidak ada lagi prajurit berwajah bengis yg bertugas dan berjaga-jaga disetiap pojok dan memperhatikan orang dengan perasaan curiga. Semua orang dilihatnya berwajah cerah bahkan sangat ramah dan sopan.
Diusahakannya benar-benar agar ketakjubanya itu jangan sampai diketahui orang. Yamlika kemudian sampai disuatu tempat yg pernah dilaluinya dahulu. Dijalan ia berkeliling, tiap jurusan dan gang di telusurinya. Disetiap jalan besar dilihatnya tulisan besar-besar kalimat "LA ILAAHA ILLALLAH MUHAMMADUR ROSULULLAH."
Sedang dahulunya tidak ada sama sekali tulisan seperti itu. Diperhatikannya pula bangunan-bangunan mesjid yg indah bertambah banyak dari yg sudah ada, dan juga sekolah-sekolah. Setelah lama ia mengitari kota Afsus mulailah terasa olehnya penat dan letih. Dilihatnya matahari melai tergelincir. Barulah ia teringat dengan kawan-kawannya. Kalu dilanjutkannya pasti ia terlambat pulang kedalam goa. Akhirnya ia cepat-cepat ke pasar mencari kedai tempat menjual roti.
Dimuka sebuah kedai roti yg cukup besar ia berhaenti. Setelah melepaskan leleah sejenak ia berkata kepada penjual roti. "Tolong anda bungkuskan saya 7 potong roti..! dan harap dipilihkan potongan yg besar-besar..!" penjual roti itu tersenyum.
"Anda mau mengadakan jamuan..??" tanyanya.
"Saya dan kawan-kawan lapar sekali..!" jawab Yamlika.
"Anda seorang musafir..?"
"Tidak..! Saya penduduk kota ini..!" kata Yamlika meyakinkan.
"Rasanya baru kali ini kita bertemu..!"
"Boleh jadi…..!"
"Pakaian anda jauh berbeda dari pakaian yg biasa dipakai penduduk disisni"
Ucapan penjual roti itu menyebabkan Yamlika agak gelisah. Ia ingin segera meningalkan kedai penjual roti itu. Ia takut jikalau dirinya diketahui banyak orang. Dalam keadaan bngung lalu Yamlika bertanya kepada penjual roti.
"Berapa saya harus bayar..?"
"Biasa saja 7 riyal" jawab penjual roti sambil menyerahkan roti yg telah dibungkus dengan rapi.
" Tujuh riyal..?? Tanya Yamlika keheranan.
"Saya tidak tahu berapa 7 riyal itu ?"
Penjual roti mengambil selembar uang dari laci mejanya dan berkata"tujuh lembar ini !"
" Sayang sekali ,saya tidak mempunyai uang seperti itu."
"Saya hanya membawa uang logam,"jawab Yamlika.
"Anda juga dapat membayar dengan uang logam!"
Penghuni gua itu menyerahkan beberapa uang logam.penjual roti mengambil uang logam itudengan keheranan.Lalu penjual roti membalik-balikkan uang itu berulang-ulang.Penjual roti itu bertanya." Dimana anda memperoleh semacam ini
"uang ini uang saya sendiri, saya peroleh dari tabungan saya," jawab Yamlika dengan sungguh-sungguh.
Penjual roti itu menjawab " Anda jangan coba membohongi saya!.
"Terus teranglah dimana anda dapat kekayaan terpendam ini ?"
Uang ini tidak berlaku lagi !" Kata penjual roti agak gemas.
" Tidak laku sebagai alat beli. Tetapi Anda masih dapat menukarnya di kantor bendahara kerejaan !" kata penjual roti .
Yamlika semakin heran. Ia tidak jadi mengambil bungkusan roti dan bersiap melarikan diri. Ia cemas sekali takut rahasianya ketahuan.tetapi, semantara itu beberapa orang yang mendengar percakapan mereka datang berkerumun. Banyak juga orang yang datang karena takjub melihatmpakiannya.
Tempat itu makin ramai .penghuni gua itu makin ketakuta.
Pada waktu itulah datang seorang prajurit pakianya rapid an wajahnya cerang sekali.
Prajurit itu memperhatikan uang yang di berikan itu, Ia tersenyum dan berkata"ambillah roti itu ! Saya akan membayarkannya untuk Anda atas nama kerajaan!"
"terima kasih atas bantuan tuan !"
"Semuga Alloh menerima kebaikan tua sebagai amal baik"Ada kemungkinan Saya dan kawan-kawan akan mati kelaparan,jika tidak mendapat makanan hari ini,ucap Yamlika dengan tenang.
"Uang Anda memeang tidak laku lagi tetapi masih dapat di tukarkan di kantor bendahara kerajaan.Anda tidak perlu kwatir" kata prajurit dengan suara lemah lembut.
Maha raja Dikianus yang kejam itu telah wafat 300 tahun yang silam kini kerajaan ini di perintah oleh raja yang sholeh" kata prajurit pula.
Terima kasih tuan prajurit." Kata Yamlika
Prajurit itu mendekatinya berkata sekali lagi saya jelaskan .Anda tidak usah kwatir"
"sebelum anda pergi ceritakan srdikit pengalaman anda" kata prajurit itu .
"Tidak banyak yang dapat saya ceritakan sekarang."jawab penghuni gua iti sambil memandang kiri dan kanan.kemudian Yamlika bercerita di hadapan prajurit.
"Tujuh kawan saya masih berada di dalam gua, Kami di kejar-kejar oleh raja Dikyanus karena kami tidak mau menyembah berhala Tuhan mereka.
" Saya bersama kawan-kawan telah melarikan diri dari kota ini ketika raja Dikyanus berkuasa. Kami bersembunyi di sebuah gua dan tidur di sana dengan penuh rasa aman. Kini kawan-kawan saya sedang menunggu ke datangan saya. Mereka kelapara"
Sehabis mendengar cerita Yamlika prajurit kerajaan itu merasa kagum dan kasihan . kemudian ia bertanya.
"Siapa nama anda ?"
" nama saya Yamlika "Jawabnya
"Terima kasih" kata prajurit itu kepadanya.
"Semua peristiwa ini akan saya laporkan kepad baginda. Dan atas nama baginda raja saya mengucapkan selamat kepada anda dan kepada kawan-kawan anda!"
" sampaikan kepada kawan-kawanmu bahwa sore nanti kami atas nama kerajaan mengundang untuk datang ke istana bertamu baginda raja" kata prajurit
" baiklah " jawab Yamlika dengan gembiranya.
"Ajakan tuan akan saya sampaikan kepada kawan-kawan di gua .
Dengan ucapan terima kasih Yamlika segera meninggalkan tempat penjual roti.penghuni gua itu secepatnya meninggalkan kerumunan orang banyak dengan langkah cepat.
Setelah kepergian Yamlika prajurit itu berseru kepada penduduk " kalian saya undang untuk berkumpul di halaman istana nanti sore. Mari kita sambut kedatangan orang-orang sholeh itu dengan ucapan kebesaran."
" Allahu Akbar ! Allahu Akbar!" ucap mereka terus menerus. Dan penjual roti tidak bersedia menerima uang yang di berikan prajurit itu.
"Saya merasa berbahagia telah ikut memberikan sedikit makanan kepada orang-orang saleh!" ujarnya tersenyum.
UPACARA ISTANA
Sore itu lautan manusia berkumpul di muka istana. Raja dan permaisuri didampingi oleh seluruh pembesar kerajaanbediri di depan gerbang. Semuanya tampak berseri-seri di liputi kegembiraan untuk menyambut kedatangan para penghuni gua.
Ketika rombangan penghuni gua telah kelihatan tepuk tangan terdengar gegap-gempita. Raja tampil ke depan dan bersalaman serta merangkul mereka bergantian. Hadirin memperhatikan mereka dengan air mata berlinang karena terharu.
"Beristiratlah kalian di istana ini sesuka kalian !" kata raja setelah penghuni gua tiba dibalai pertemuan.
Ke 7 penghuni gua itu tampak bersuka-cita. Kemudian salah seorang dari mereka berucap "kami bersyukur, negeri kita telah diselamatkan oleh Allah! Kamipun telah diselamatkan Allah sehingga terhindar dari kezaliman raja yg zalim. Marilah kita selalu bersyukur dan mematuhi segala perintah Allah!"
Begitu raja dan permaisuri mendengar ucapan mereka, lalu raja member isyarat kepada pengawal agar mereka duduknya lebih dekat lagi. Penghuni gua itu segera duduk didekat kursi raja. Kemudian raja mulai bertitah dengan lemah-lembut, lalu menanyai mereka dengan keramahannya.
"Anda semua berasal dari mana sebenarnya?"
"kami bersal dari kota Afsus ini" jawab mereka serentak
"Siapa nama anda?" sambil menunjuk satu persatu
"Nama saya Yamlika" jawabnya pelan
"Ini Martunus, Yatbunus, Kastunus, Kalusi dan Dinamius"
"Kenapa kalian melarikan diri dari kota ini dan bersembunyi di gua?" Tanya raja lagi.
Mereka diam sejenak, sambil melirik satu sama lainnya. Salah seorang diantaranya memberanikan diri dan mengangkat tangan dihadapan raja. Raja pun mempersilahkan dengan menyebut nama anda, martunua?"
"Ya, raja" ucapnya sambil duduk
Kemudian Martunus memulai kisahnya
"Kami 7 orang, termasuk saya sendiri, melarikan diri dari keganasan raja-raja Dikyanus. Ia memaksakan kami untuk menyembah berhala dan mengakuinya sebagai Tuhan. Kami ber 7 tidak mau mengubah pendirian kami. Kamipun selalu dikejar-kejar akan dibunuh.
Maka kami melarikan diri ketempat yg aman, yaitu di Gua Al Kahfi. Di dlm gua kami bersembunyi dan kemudian kami tertidur nyenyak. Begitu kami bangun dari tidur, diri kami satu-persatu ada rasa kelainan.
Rambut, jenggot, kumis dan kuku kami semuanya panjang-panjang. Kami tidak mengetahui berapa lama kami tertidur. Hany Tuhanlah yg dpt mengetahuinya.
Oleh krn lami merasa lapar maka'Yamlika' diutus pergi ke kota untuk membeli makanan roti. Tetapi uang yg dibayarkan Yamlika kpd penjual roti tdk diterima. Penjual roti mengatakan bhw uang itu berlaku dimasa kerajaan Dikyanus.
Kemudian Yamlika didatangi seorang prajurit yg baik lg bijaksana. Prajurit itu roti yg dibeli Yamlika. Kemudian prajurit itu mengundang kami untuk dtg keistana raja ini. Prajurit yg menolong kami itu, skrg berdiri disamping Raja.
Sejenak kemudian raja menghirup seteguk air yg ada dihadapannya. Raja bertitah dan menceritakan dihadapan penghuni gua. "Sebenarnya Raja Dikyanus yg anda takuti itu tdk ada lg, dan sudh meninggal dunia. Memang org-org dahulu mengatakan ada seorg raja yg memerintah di Afsus ini bernama Dikyanus, kejam lg bengis. Ia memerintahkan dan hidup di Afsus ini 309 th yg lalu. Kalau begitu anda tinggal didlm gua dan tertidur disana krg lbh 309 th." Dalam Al Qur'an Al Kahfi 25 disebutkan:
ولبثوافى كهفهم ثلىث مأئة سنين وازدادوا تسعا (الكهف 25)
Penghuni gua itu serentak dgn menggelengkan kepala masing-masing tanda keheranan. Dan saat itu pula Raja mengucapkan "Allohu Akbar" dgn diikuti oleh rakyat yg hadir.Setelah selesai Tanya-jaawab dgn Raja. Penghuni gua itupun menerima hadiah-hadiah dari Raja dan permaisuri kemudian diteruskan dgn makan bersama.
Selesai makan bersama. Raja menawarkan lg kpd ke 7 penghuni gua, agar tinggal saja di Istana. Dgn rasa sopan santun penghuni gua mengucapkan terima kasih kpd Raja Dan Permaisuri. Mereka berjanji lain waktu akan dtg kembali keistana. Dan raja menjanjikan kpd penghuni gua, bhw besok akan berkunjung ketempat mereka bersembunyi.
Ke 7 penghuni gua itu, segera kembali semula, dimana mereka bersembunyi selama 300 th lebih.
RAJA DAN PERMAISURI PERGI KE GUA
Keesokan harinya raja beserta permaisuri bersama pembesar pergi kegua. Org-prg yg dtg, tampak pula para hakim kerajaan. Mererka semua ingin menyaksikan dari dekat ke 7 anak muda yg beriman itu. Raja berserta pembesar-pembesar kerajaan berangkat menuju gua Al Kahfi.
Dari muka istana lautan manusia berderet panjang berbaris dgn teraturnya. Terompet, gendering bertalu-talu dibunyikan. Kegembiraan dan suasana pd hari itu sungguh luar biasa meriahnya. Raja dan para pembesarnya berdiri didepan dgn diiringi dan dikawal prajurit yg gagah perkasa.
Mereka mulai berjalan perlahan-lahan dgn diiringi musik yg dimainkan oleh prajurit kerajaan. Perjalanan yg jauh tdk terasa dan mereka akhirnya sampai ketempat penghuni gua.
Raja dan pembesar berdiri, lalu mendekati pintu gua. Sedangkan rakyat banyak berdiri dan menantikan dgn tenang disekitar bukit gua. Kini raja dan permaisuri dgn sabar menunggu keluarnya'Yamlika'beserta kawannya dari dlm gua.
Lama sekali raja dan permaisuri serta pengikutnya menantikan keluar, ttp para penghuni gua itu tak kunjung dt. Raja tetap menantikan dgn sabar dan tenang.
"Kemudian penghuni gua itu sedang tidur nyenyak"titah Raja. Namun harapan yg ditunggu-tunggu tak kunjung tiba.
Raja dan Permaisuri kelihatan sudah gelisah. Tanpa hasrat yg tak dpt ditahan-tahan lg, raja memerintahkan para pengawal supaya menggeser batu didepan pintu gua. Dgn cepat para pengawal dgn dibantu oleh rakyat banyak menggeser dan memindahkan batu yg menutupi pintu gua. Walaupun batu cukup besar, namun dpt dipindahkan dan pintu gua itu terbuka lebar.
Dengan dikawal para prajurit, Raja dan permaisuri segera masuk dan langsung mencari penghuni gua. Tetapi apa yg terjadi dan dijumpai……..ke 7 penghuni gua yg beriman, sudah menjadi mayat yg tdk bernyawa lg.
Raja dan pembesar-pembesarnya terlambat hanya dlm beberapa menit saja. Begitu dipegang, badan mereka masih terasa panas, belum kaku sebagaimana badan org-org yg masih hidup. Kiranya malaikat maut baru saja selesai menjalankan tugasnya, mencabut nyawa ke 7 penghuni gua itu.
Seketika itu, raja dan permaisuri sangat terharu sekali atas kejadian ini. Perjumpaan itu ternyata yg terakhir kali. Pertemuan yg terakhir itu, direnunginya maka akhirnya sadarlah raja bhw ke 7 anak muda beriman ini telah tiada.
Merinding jg bulu romanya melihat peristiwa itu, tp meskipun hatinya sedih dan pilu, rajapun berdoa arwah mereka diterima disisi-Nya. Baginda raja segera memerintahkan kpd pembesar dan pengawal, agar mayat mereka dimakam dgn upacara kebesaran atas nama kerajaan.
Selain itu pula. Raja memerintahkan supaya peti-peti ke 7 anak muda beriman itu dibuatkan dari peti emas.
"Tetapi malamnya kota Afsus itu, telah bermimpi didatangi oleh ke 7 penghuni gua yg telah wafat itu."
Di dlm mimpinya bhw ke 7 penghuni gua, memohon kpd raja, agar tdk meneruskan niatnya membuatkan peti mati dari emas, cukup dikafankan saja, supaya lebih cepat kembali kpd asalnya. Karena manusia itu dari Adam danHawa dari tanah kemudian kembali kpd tanah pula.
Setelah mendptkan mimpi itu, lalu raja memanggil para penbesar dan pengawalnya menceritakan tentang mimpi yg didptkan semlm.
Selesai mereka musyawarah dlm hal mimpi itu, maka raja mengambil keputusan untuk melaksanakan pemakaman mereka, spt apa yg didpt didlm mimpi.
Dengan upacara kebesaran dari kerajaan, ke 7 mayat penghuni gua Alkahfi, dikebumikan dikaki bukit gua tempat mereka bersembunyi 3 abad yg lalu.
GUA AL KAHFI SEBAGAI KENANGAN
Gua Al Kahfi sebagian terdiri dari daerah gurun pasir, yg senantiasa berubah oleh hembusan angin kencang.
Kadang-kadang bertumpuk tinggi menjulang dan terkang pula terlihat putih merata dgn bumi hamparan pasir disana-sini. Hal inilah mjd ingatan yg takterlupakan oleh penduduk kota Afsus. Bahkan sampai sekarang ini penganut islam dimanapun ingin melihat dan menyaksikan hal yg sangat bersejarah itu.
Teringatlah penduduk kota Afsus untuk mengabadikan kenangan-kenangan itu bagi ke 7 penghuni gua dgn mengadakan suatu bangunan bersejarah dimuka pintu gua Al Kahfi.
Ada yg mengusulkan dibangun patung dan bermacam-ragam permintaan untuk membuat suatu kenangan digua itu. Kesemuanya dipertimbangkan seadil-adilnya, akhirnya disepakati oleh raja bersama rakyatnya untuk mendirikan bangunan masjid yg sederhana, ttp indah.
Demikian tafsir NAFASIY juz 3 yg berbunyi: "WA BANAA ALAA BAABIL KAHFI NASIDAA" Artinya: Dan didirikan masjid yg sederhana, ttp indah didepan gua Al Kahfi.
Dgn demikian, berakhirlah kisah penghuni gua itu dan Al Qur'an mengisahkannya dlm surah Al Kahfi mulai ayat 9-26.
Ada yg mengatakan mereka ber 3 dan 4 dgn anjingnya. Ada yg mengatakan ber 5 dan 6 dgn anjingnya. Ttp ada jg yg mengatakan jumlah mereka 7 org dan mjd 8 dgn anjingnya.
Hanya Allah yg Maha tahu, berapa sebenarnya jumlah mereka. Namun peristiwa yg aneh dan luar biasa ini, benar-benar tlh terjadi.
Allah selalu memberikan perlindungan kpd hamba-hambanya yg soleh lg beriman dan penguasa raja yg zhalim tdk akan dpt mencelakakan mereka.
Wallahu A'alam
Oleh: Drs. Mohd.E.Ayub.
Penerbit: PT. AKSANA INDAH KITABA JAKARTA
el_Ghibran !
Sabtu, 16 Juli 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar